Semula Niesa mengacuhkan komentar itu karena menilai perkembangan anaknya bagus. Meski cenderung kurus, tapi anak itu sangat aktif. Kemampuan bahasanya baik dan tinggi badannya juga naik secara signifikan. Namun karena sering mendengar saran serupa, lama-lama dia terpengaruh juga. Apalagi banyak iklan di televisi yang menawarkan berbagai produk vitamin dengan iming-iming yang menggiurkan.
Vitamin merupakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil tetapi asupannya harus teratur dan dalam jumlah yang pas, agar tubuh dapat tumbuh dan berfungsi secara normal. Berbagai proses biologis tubuh memerlukan vitamin agar dapat bekerja dengan baik, seperti pertumbuhan, proses pencernaan, kesigapan mental dan ketahanan tubuh terhadap infeksi. Dalam proses-proses tersebut vitamin berfungsi sebagai katalis untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Secara umum, vitamin dibagi jadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air seperti (vitamin B1 atau tiamin, vitamin B3 atau niasin, vitamin B12, asam folat, asam pantotenat, biotin, dan vitamin C).
Sebagian besar jenis vitamin tidak diproduksi sendiri oleh tubuh. Selain vitamin K yang dibuat oleh bakteri íbaikí yang ada di dalam usus, semua vitamin harus ídiambilí dari luar. Sumber terbaik untuk vitamin adalah makanan. Itulah mengapa pola makan manusia, baik anak-anak maupun dewasa, harus beragam dan seimbang sesuai dengan piramida makanan.
Makanan yang banyak mengandung vitamin antara lain buah-buahan, sayuran, dan beberapa sumber hewani. Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mengandung vitamin C, E, K, dan beberapa macam vitamin B (seperti asam folat, biotin, dan lain-lain).
Selain itu juga merupakan fitokimia yang bersifat provitamin, seperti karotenoid (provitamin A). Adapun vitamin A, B6, B12, dan D umumnya berasal dari sumber hewani seperti hati, susu, dan aneka jenis produk olahannya.
Biasanya satu jenis makanan memiliki kombinasi berbagai jenis vitamin dan zat-zat lain (seperti nutrisi utama, mineral, sampai antioksidan) yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya, jeruk tidak hanya kaya akan vitamin C, tapi juga ada asam folat, kalsium, dan serat; lalu telur selain tinggi protein juga mengandung vitamin D, E, bahkan A dan B.
Hanya Pelengkap
Meski vitamin sangat penting bagi tubuh, bukan berarti mengonsumsi suplemen vitamin wajib hukumnya. Sebab, fungsi suplemen vitamin hanya untuk melengkapi (kalau ada) kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Jika kebutuhan tubuh akan vitamin telah terpenuhi oleh makanan yang diasup, pemberian suplemen tidak perlu dilakukan.
Suplemen vitamin boleh diberikan jika anak memang membutuhkannya. Misalnya, anak yang mengalami gangguan penyerapan zat gizi atau anak picky eater (sempit selera makannya), sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit.
Ketika anak sakit, tubuhnya memerlukan lebih banyak zat gizi dari biasanya.
Padahal anak yang sakit cenderung kurang suka makan, akibatnya asupan gizinya, termasuk vitamin berkurang. Pada kondisi itu, tubuh anak perlu dibantu dengan suplemen vitamin. Anak yang sedang dalam pengobatan TBC misalnya, perlu diberi suplemen vitamin untuk membantu proses penyembuhan.
Suplemen vitamin perlu diberikan kepada anak yang sejak kecil sering diare sehingga sel-sel ususnya rusak sehingga mengalami gangguan penyerapan zat gizi, atau sejak lahir mengalami gangguan enzim pencernaan atau gangguan metabolisme bawaan (inborn error metabolism) sehingga penyerapan zat gizi dari makanannya tidak sempurna. Pada anak dengan kondisi ini suplemen perlu diberikan agar porsi asupan zat gizi anak sesuai dengan laju pertumbuhan atau umurnya.
Demikian juga dengan anak yang menderita sakit berat, sakit menahun, atau mengidap penyakit ginjal, hati, dan perut sehingga metabolisme vitaminnya tidak sempurna. Anak yang kurang asupan lemak dalam menu hariannya dan berisiko kekurangan vitamin yang larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), juga butuh suplemen.
Suplemen juga dibutuhkan untuk anak dengan penyakit infeksi atau anak yang sedang mengidap penyakit campak, diare, dan TBC atau paru-paru yang memerlukan suplemen untuk membantu proses kesembuhannya.
Anak yang baru sembuh dari sakit juga dapat diberi suplemen. Namun bila kondisi kesehatannya telah membaik, sebaiknya pemberian suplemen dikurangi dan segera dihentikan ketika anak sudah benar-benar sehat dan selera makannya kembali normal.
Anak picky eater boleh diberi suplemen vitamin, namun tidak secara terus-menerus. Sembari memberi suplemen, orang tua harus berrupaya agar selera makan anak menjadi luas, mencari penyebab anak menjadi susah/tidak mau makan, atau mencari tahu mengapa berat badan anak sulit naik. Jika anak hanya sesekali malas makan, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan anaknya akan kekurangan vitamin.
Berikan vitamin sesuai kebutuhan anak. Jika yang dibutuhkan vitamin A, berikanlah vitamin A. Karena itu, sebaiknya pemberian vitamin berdasarkan anjuran dokter. Jangan sembarangan memberikan suplemen vitamin tanpa rekomendasi dokter.
Selain itu juga harus sesuai dosis. Menurut American Academy of Pediatrics 1 dosis suplemen multivitamin per hari tidak membahayakan, asalkan dosis tiap suplemen tidak melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance).
Bagi anak batita, berikan suplemen multivitamin yang berbentuk cair karena tablet kunyah berpotensi membuat anak tersedak. Jangan sekali-kali berbohong kepada anak dengan mengatakan suplemen vitamin sebagai permen karena akan mendorong anak ingin mengkonsumsi semaunya sehingga anak kelebihan vitamin.
Pemberian vitamin secara berlebihan bisa menimbulkan efek samping, terutama untuk golongan vitamin yang tak larut dalam air, seperti vitamin A, D, E, dan K.
Cermat Memilih
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih suplemen vitamin untuk anak. Pertama, pilih yang berdosis kecil. Hindari suplemen yang menjanjikan dosis besar karena beberapa jenis vitamin yang sifatnya larut dalam lemak dapat tertimbun di jaringan bila diberikan dalam dosis besar.
Dua, cermati komposisi suplemen apakah sesuai dengan standar yang ditentukan. Perhatikan pula label mengenai manfaat produk, dosis per hari, cara penyimpanan, dan peringatan pemakaian. Pastikan suplemen itu sudah terdaftar di badan POM. Jika ada informasi yang kurang jelas, tidak usah ragu bertanya kepada apoteker atau petugas apotik.
Tiga, pilih suplemen yang khusus diformulasikan untuk anak-anak dan mudah dikonsumsi. Pilihlah yang disukai anak-anak sehingga anak tidak merasa tertekan saat mengkonsumsinya.
Empat, pilih suplemen yang memiliki nilai tambah dalam segi edukatif sehingga selain kebutuhan vitamin tercukupi, anak juga bisa belajar sesuatu, misalnya belajar mengenal warna dan mengenal huruf. Lima, jangan terpatok pada harga mahal. Yang paling penting adalah kelengkapan gizi dan dosis yang tepat. (Acik/berbagai sumber-13)
*Suara Merdeka*