Thursday, May 14, 2009

Waspadai Sesak Napas pada Anak

TERCATAT lebih dari satu juta bayi dan balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia (radang paru-paru). Dengan kata lain, satu dari lima kematian anak dan balita disebabkan pneumonia. Sekitar tiga per empat jumlah kasus pneumonia balita terdapat di 15 negara, termasuk Indonesia yang menempati urutan ke-6. Dengan angka kematian total 6 juta anak.

Radang paru atau pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus pneumoniae. Kuman pneumokokus dapat menyerang paru-paru, selaput otak, atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya.

IPD bisa berdampak pada kecacatan permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.

IPD dapat menyerang siapa saja dan di mana saja. Hanya, kelompok usia paling rentan menderita IPD adalah bayi dan anak-anak usia kurang dari dua tahun. Ditandai dengan gejala demam tinggi, menggigil, batuk, dan sesak napas.

Dokter spesialis anak Lampung, Ruskandi, mengatakan pengobatan batuk yang tidak tuntas pada anak bisa menjadi penyebab infeksi pernafasan bawah ini. Penularan dari orang dewasa yang menderita infeksi paru juga sering menjadi penyebab infeksi paru pada anak-anak. Penularan terjadi ketika penderita berbicara, bersin, atau batuk.

Orang tua juga disarankan menjaga kebersihan fisik dan kebersihan lingkungan. Anak dihindarkan dari paparan polusi udara dan asap rokok. "Batuk, demam dan diikuti dengan sesak napas pada anak-anak harus diwaspadai. Sesak napas biasanya menjadi ciri khas infeksi paru," kata dia, minggu lalu. Orang tua harus mewaspadai batuk yang disertai panas tinggi dan sesak nafas. Segera periksakan anak ke dokter.

Menurut dia, radang paru bisa diobati dengan pemberian antibiotik. Namum, biasanya orang tua sudah telat membawa anak ke dokter ketika kondisi anak sudah parah. Apabila ditangani sejak dini, radang paru bisa diobati sampai sembuh.

"Walaupun sudah sembuh bukan berarti anak tidak bisa kena infeksi lagi. Kalau daya tahan tubuh anak lemah dan anak sering berinteraksi dengan orang dewasa penderita radang paru-paru, anak bisa tertular lagi," kata dia. Pola makan dan asupan gizi yang cukup pada anak harus menjadi perhatian para orang tua. Anak-anak yang kurang gizi (malanutrisi) atau gizi buruk sangat mudah terserang infeksi akut ini.

Penanganan yang dilakukan adalah pemberian oksigen disertai kombinasi antibiotika dan bisa juga ditambah cairan bila penderita tampak dehidrasi. n RIN/M-1


*lampung Pos