Thursday, May 14, 2009

Alzheimer Lebih Parah daripada Kepikunan

ALZHEIMER atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Tetapi alzheimer berbeda dari pikun dalam pengertian sehari-hari, karena penyakit ini jauh lebih parah.

Meski tidak menular, penderita alzheimer mengalami penurunan daya ingat yang parah, sehingga tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri. Legenda tinju dunia, Muhammad Ali, sudah belasan tahun mengalami hal ini. Tubuhnya selalu bergetar. 

Pamor penyakit ini makin meluas setelah mantan presiden AS Ronald Reagan mengemukakan keadaan dirinya, dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994.

Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang ditandai dengan melemahnya kemampuan bercakap, kemampuan berpikir sehat, daya ingat, kemampuan mempertimbangan, perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani penderita, juga anggota keluarga yang perlu menjaga dan merawatnya.
Sel Saraf
Belum diketahui sumber penyakit ini secara pasti, tetapi bukan karena proses penuaan. Sebagian ilmuwan memperkirakan kepikunan ini terkait dengan pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal menjadi semacam serat.
Risiko mengidap alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan usia. 

‘’Pada usia 65 tahun, seseorang berisiko lima persen untuk menderita penyakit ini. Risiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun,’’ kata ahli psikogeriatrik, Dr Esther Ebeenezer, dari Kantor Pengobatan Psikologi, Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM). 

Pada taraf ringan, gejalanya dapat berupa lupa di mana menyimpan kunci, lupa mengambil uang kembalian, lupa mau membeli apa di toko, lupa nomor telepon, atau tidak ingat mana obat yang setiap hari biasa dimakan.

Pada tingkat menengah, penderita sering lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan, atau lupa cara mengaduk gula di dalam gelas. Jika parah, penderita tidak mampu melakukan hal-hal mendasar seperti mengurus diri sendiri, tidak mengenali keadaan di sekitar rumah, bahkan tidak mengenali rekan atau anggota keluarganya. (Dudung AM-32)


*suara merdeka