Thursday, May 14, 2009

Virus Hepatitis C Jauh Lebih Ganas

Dibandingkan dengan virus Hepatitis B, virus Hepatitis C lebih ganas dan lebih sering menyebabkan penyakit hati menahun. Replikasi (pertumbuhan) virus ini amat produktif dan dapat mencapai 10 triliun sehari. 

Oleh karena itu, Hepatitis C tergolong masalah kesehatan masyarakat, karena paling sering menyebabkan sisa berupa hepatitis kronik, sirosis hati (kekerasan hati), dan kanker hati primer. 

Menurut ahli penyakit dalam, dokter F Soemanto Msc SpPD (KGEH), virus Hepatitis C (VHC) adalah virus yang amat variatif secara genetik. Selain itu VHC yang terdapat dalam darah juga memiliki angka mutasi yang tinggi, sehingga virus mutan kerap kali dapat menghindari antibodi tubuh. 

Hal itu ditambah dengan tingginya produksi VHC mengakibatkan munculnya generasi VHC yang beraneka ragam, dan memungkinkan VHC meloloskan diri dari sergapan sistem kekebalan tubuh.

”Virus Hepatitis C merupakan virus single stranded RNA berenvelop dari family Flaviviridae dengan diameter sekitar 55 mm,” ujarnya dalam seminar  
’Pengelolaan Hepatitis C Kronik’ yang diselenggarakan Laboratorium Cito, Sabtu (2/5), di Hotel Novotel.

Mengingat bahaya VHC dan penularannya yang cepat, maka perlu dilakukan pencegahan penyebaran VHC, sehingga dapat meminimalisir biaya kesehatan yang ditimbulkan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 

Caranya, lanjut dia, dengan menjaga kebersihan sanitasi harian seperti menggunakan sikat gigi dan pisau cukur secara terpisah, cuci tangan setelah merawat keluarga yang sakit, menggunakan kondom latex bila pasangan menderita Hepatitis C, dan membersihkan bekas darah yang menetes dengan menggunakan larutan pemutih yang diencerkan 1:10. ”Jangan lupa, bila membantu keluarga atau teman yang terluka gunakan pinset untuk memegang kasa yang dipakai,” kata dia.

Dalam acara juga menghadirkan dr Dyah Anggraeni MKes SpPK sebagai pembicara, Soemanto memaparkan bahwa VHC tidak ditularkan melalui menyusui, berpelukan, batuk, bersin, makanan atau minuman, sentuhan casual seperti bersenggolan, berjabat tangan, serta berbagi peralatan makan atau gelas minuman. VHC ditularkan melalui darah atau kulit yang terluka dan tercemar oleh VHC.

Pemilik faktor risiko tertular VHC adalah petugas kesehatan yang sering kontak dengan darah di tempat kerja, terutama apabila tertusuk jarum suntik atau piranti tajam yang tercemar darah secara tidak sengaja, orang yang pernah diinjeksi obat-obatan terlarang/psikotropika, mendapat transfusi darah, dan menerima produk darah atau transplantasi organ dari seseorang yang mengidap VHC dalam darahnya.

Menggunakan secara bersama alat-alat yang tercemar darah pengidap VHC seperti pisau cukur, sikat gigi, alat tato, dan alat tindik juga memudahkan virus ini menular. ”Bagi yang berhubungan seks dengan seseorang terinfeksi VHC, menurut penelitian sangat kecil kemungkinan tertular. Tapi bagi bayi yang terlahir dari ibu yang mengidap VHC penularan terjadi saat persalinan,” jelasnya.

Meski begitu, penderita Hepatitis C harus tetap optimis, melaksanakan pola hidup sehat, menjaga kebersihan dan sanitasi, serta tetap konsultasi pada dokter ahli agar dapat ditangani dengan baik. (Fani Ayudea-56)

*suara merdeka