Thursday, May 14, 2009

Mengukur Kesehatan Diri lewat Jari-jari Tangan

Untuk mengetahui kualitas kesehatan diri sendiri, ternyata tak perlu ongkos mahal. Cukup gunakan jari-jari tangan. Maksudnya? Temukan jempol tangan kanan dengan jempol tangan kiri, lalu lingkarkan ke perut mulai dari belakang ke depan. Jika ukuran perut lebih dari empat jengkal tangan, bersiap-siaplah untuk menghadapi serangan aneka penyakit dalam 5-10 tahun ke depan. 

"Begitu ukuran perut lebih dari empat jengkal tangan, segera bertindak untuk turunkan berat badan. Lakukan dengan cara yang sehat yaitu diet seimbang dan olahraga," kata dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, dokter gizi yang juga staf luar biasa Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam diskusi tentang "Pola Makan Seimbang untuk Turunkan Berat Badan" di kantor PT Nutrifood, Jakarta, Rabu (6/5).

Fiastuti menjelaskan, kegemukan di bagian perut atau disebut obesitas abdominal sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena penumpukan lemak di perut bisa mengganggu metabolisme tubuh, dimana banyak organ penting terhambat proses kerjanya.

"Lemak tak hanya bisa menutupi seputar organ dalam, tetapi juga membentuk "plak" di dalamnya. Proses kerja organ menjadi lambat. Oksigen yang dibutuhkan tubuh tidak mengalir lancar. Padahal, organ yang tidak teraliri oksigen dengan baik itu akan menjadi barang "mati". Perlahan tapi pasti menggerogoti organ tubuh lain. Lalu, tiba-tiba tubuh terkena stroke atau jantung," katanya. 

Cara lain untuk mengetahui ukuran lingkar perut adalah menggunakan meteran yang biasa digunakan penjahit. Jika ukurannya di bawah 90 cm untuk pria, itu masih tergolong normal. Sedangkan ukuran lingkar perut wanita di bawah 80 cm. "Coba deh sediakan meteran jahit di untuk cek ukuran perut. Lebih murah ketimbang pergi ke dokter untuk sekadar memantau perkembangan kesehatan diri," ujarnya.

Untuk mengetahui berat badan ideal, lanjut dr Fiastuti, ada cara mudah yaitu dengan mengurangi tinggi badan dengan angka 100, lalu kurangi lagi 10 persennya. Namun, perlu diingat, kendati sudah mencapai berat badan ideal, jika perutnya buncit juga tetap baik. "Kuncinya di perut. Kalau gemuknya di paha, pantat atau lengan lebih baik, ketimbang di perut," ucapnya menegaskan. 

Fiastuti memaparkan, beberapa tahun terakhir ini makin banyak saja orang Indonesia yang menderita kegemukan atau obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) tahun 2004, diketahui sebanyak 20,18 persen dari penduduk dewasa (25 tahun ke atas) di Indonesia menderita obesitas, dan lebih dari setengahnya (11,02 persen) adalah kaum perempuan.

Bila dilihat dari ukuran lingkaran pinggang atau perut, lanjut Fiastuti, sebanyak 41,2 persen pria mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi 89 cm. Sedangkan 53,3 persen perempuan mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi dari 79 cm.

"Hal itu menunjukkan bahwa obesitas merupakan problem serius yang jumlah penderitanya akan terus meningkat bila masyarakat tidak segera mengubah gaya hidupnya," tutur dokter spesialis gizi yang sehari-hari buka praktik di Klinik Semanggi, Jakarta. 

Hal senada dikemukakan Head of Nutrifood Research Center Division, Susana STP MSc. Katanya, selain obesitas, gaya hidup perkotaan juga mengakibatkan terjadinya fenomena TOFI --thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal, bahkan kurus, namun kadar lemak dalam tubuhnya melebihi normal.

"Karena itu, kita perlu perhatikan 3 aspek penting untuk memiliki tubuh yang sehat dengan mengkonsumsi makanan seimbang, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan gizi seimbang, tentunya permasalahan kelebihan dan kekurangan berat badan akan semakin berkurang," kata Susana. 

Fiastuti menambahkan, salah satu faktor pemicu orang untuk menyantap makanan berkalori tinggi dalam jumlah berlebihan adalah stres akibat beban kerja yang menumpuk. Bahkan, tingkat kesibukan yang tinggi juga kerap membuat orang terpaksa mengisi perut dengan camilan tak sehat atau makanan cepat saji berkalori tinggi. 

"Selain itu, aktivitas fisik perempuan dan laki-laki bekerja biasanya juga akan menurun dibanding saat masih sekolah atau kuliah. Terutama mereka yang bekerja di belakang meja," ujarnya.

Mereka yang memiliki kelebihan berat badan pada usia 20-an, berisiko besar menderita penyakit diabetes, yang timbul akibat penumpukan lemak pada dinding-dinding sel sehingga menutupi pintu sel. Akibatnya, kerja hormon insulin dalam tubuh yang berfungsi sebagai pembuka pintu sel, jadi terhambat. "Begitu badan mengurus, kadar gula bisa lebih dikendalikan," katanya.

Kegemukan juga umum terjadi para perempuan hamil. Berdalih makan untuk berdua, ilmu hamil biasanya makan dalam jumlah dua kali lipat. Padahal, asupan makanan tambahan bagi perempuan hamil hanya sekitar 300 kali saja. Itupun hanya pada usia kehamilan trimester terakhir. "Yang penting bukan kuantitasnya, tapi kualitasnya. Hal yang sama juga harus diterapkan pada masa menyusui," ujarnya.

Akibat pola makan yang berlebihan di masa kehamilan dan menyusui, tak heran bila perempuan pascamelahirkan akan kesulitan untuk mencapai berat badan normal. Selain itu, jika tidak menjaga berat badan pada masa kehamilan, kemungkinan seorang perempuan terkena diabetes akan meningkat. (Tri Wahyuni)

*suara karya

Kanker Incar Perempuan Perokok

Merokok bukan monopoli kebiasaan kaum lelaki. Kini makin banyak perempuan yang merokok. Padahal tubuh mereka tidak sekuat lelaki dalam menghadapi racun rokok. 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan perokok lebih rentan terkena kanker dibandingkan laki-laki. Usia perempuan yang terkena kanker paru-paru akibat merokok lebih muda dibandingkan lawan jenisnya. Bahkan meskipun perempuan merokok lebih sedikit. 


Penelitian itu juga membuktikan bahwa kaum perempuan lebih rentan terhadap zat-zat kimia pemicu kanker, atau karsinogen, yang terdapat pada rokok. 

Penelitian itu berdasarkan data 683 pasien kanker yang dirawat di sebuah klinik di Swiss antara tahun 2000 hingga 2005. Dari situ ditemukan bahwa perempuan perokok secara statistic memiliki kecenderungan terkena adencocarcinoma, bentuk umum kanker paru. Usia mereka pun lebih muda saat didiagnosa menderita kanker.

“Temuan kami menunjukkan bahwa kaum perempuan yang merokok jauh lebih rentan terhadap karsinogen dari tembakau,” ungkap Dr Martin Frueh, ketua tim peneliti dari RS St Gallen Canton, Swiss.
Hasil penelitian itu disampaikan pada Konferensi Multidisiplin Kanker Thoraks Eropa yang digelar di Lugano, Swiss, akhir pekan lalu. 

“Pada awal tahun 1900-an, kanker paru jarang terjadi pada perempuan. Tetapi sejak 1960-an ada jumlah perempuan terkena kanker paru meningkat pesat. Bahkan di Amerika Serikat kanker ini telah menjadi salah satu pembunuh di kalangan perempuan,” beber ketua panitia konferensi Dr Enriqueta Felip.

“Saat ini kanker paru bukan hanya penyakit laki-laki. Tetapi perempuan juga rentan terhadap kanker lain seperti kanker payudara,” imbuh Felip.

Temuan terbaru ini menguatkan beberapa penelitian sebelumnya yang mengungkap bahwa perempuan berisiko lebih tinggi terkena kanker daripada pria. Bahkan para peneliti AS menemukan bahwa perempuan seperti memiliki gen yang memicu pertumbuhan kanker paru.
Namun Henry Scowcroft dari Badan Penelitian Kanker Inggris meminta agar berhati-hati menanggapi temuan itu. “Para periset hanya meneliti pasien yang terkena satu jenis kanker dan tidak melihat perbedaan biologis pada kanker paru pada perempuan dan laki-laki,” ujar Scowcroft. dm/kis


*surya pos

Jangan Buang Kulit Kentang

Aktris Jennifer Aniston mengaku menangis ketika menemukan sehelai uban. Satu reaksi yang wajar, seperti kita kalau melihat rambut mulai beruban. Karena uban identik dengan usia tua. Meskipun kini makin banyak orang muda mulai beruban.
Bila beruban, orang biasanya mulai berpikir untuk mengecat rambut. Apalagi kini berbagai jenis pewarna rambut dijual bebas.
Sesungguhnya ada cara mudah, murah, dan aman untuk mengembalikan warna rambut yang mulai memutih. Obatnya hanya kulit kentang.
Ambil kulit kentang secukupnya, cuci lalu didihkan. Saring air rebusannya lalu dinginkan. Gunakan air rebusan itu untuk mencuci rambut dari busa sampo.
Selain aman bagi manusia, pewarna alami ini ramah lingkungan karena kita bisa mengolah ampasnya menjadi kompos. pg/kis


*surya pos

Terapkan Diet untuk Anak, Caranya?

DIET dalam arti lebih mendalam adalah mengatur pola makan, bukan sekadar menurunkan berat badan. Pada anak pun perlu diterapkan program diet.

Usia 7 tahun adalah periode kehidupan di mana seorang anak sudah dapat memahami kebutuhan makannya saat merasa lapar maupun saat menerima edukasi seputar makanan dari orangtua dan pengasuhnya. Usia awal sekolah adalah periode mengagumkan untuk mengajarkan anak diet yang baik.

Sayangnya, pada usia 7-10 tahun, anak kerap menghadapi masalah kebiasaan makan yang buruk. Tanpa bekal pengetahuan yang cukup, mereka akan mudah diserang pengaruh buruk dari luar seperti guru, teman sekelas, saudara kandung, atau teman sepermainan.

Jika Anda menilai bahwa anak lain atau bahkan guru memberikan nasihat keliru seputar diet, jangan ragu untuk menegur. Katakan padanya jangan memberi pengaruh buruk dan nasihat keliru pada anak Anda. Sebagai contoh, anak lain mengonsumsi makanan manis dan minuman dingin dalam porsi sangat besar, bisa jadi anak Anda melihat hal itu sebagai pola makan ideal.

Bicarakan pada anak tentang masalah tersebut. Titik beratkan pembicaraan pada berbagai jenis makanan bernutrisi yang dibutuhkan tubuhnya seperti vitamin, mineral, dan protein. Semua jenis makanan tersebut akan membantunya tumbuh sehat dan kuat. Ajak pula anak lain dan orangtua mereka, jika mungkin. Ingat bahwa kebiasaan pola makan buruk memengaruhi kesehatan anak sepanjang hidupnya. Mengajarkan anak kebiasaan makan yang baik adalah modal berharga untuknya memerangi hal tersebut.


Banyak Pihak
Untuk menangani hal ini, banyak pihak perlu terlibat. Cermati hal berikut ini.

* Orangtua -- Orangtua punya tanggung jawab besar mengatur kebiasaan dan pola makan anak. Jadi, pastikan orangtua tahu apa itu diet seimbang dan jadilah contoh yang baik, karena anak akan melihat apa yang biasa dimakan dan diminum orangtuanya. Hal ini mungkin sulit dan butuh banyak pengendalian diri, tapi sekali lagi, hasilnya akan menjadi harta tak ternilai bagi masa depan anak jika orangtua peduli dengan pendidikan nutrisi dan kesehatannya.

* Kakak -- Kakak juga bisa memberi pengaruh negatif bagi kebiasaan makan anak. Bicara dengan anak Anda yang lebih tua dan minta mereka tidak memengaruhi adik mereka dengan makanan tidak sehat.

* Kakek dan nenek -- Dengan alasan sayang, kakek dan nenek kerap memberi makanan berlebihan pada cucunya. Bicarakan secara baik-baik tentang seberapa batasan mereka boleh mencampuri urusan makan anak. Pastikan tidak menyinggung perasaannya. Solusi yang paling baik adalah tunjukkan pada mereka berbagai artikel berisi makanan ringan bernutrisi apa saja yang baik diberikan untuk anak saat berkunjung ke rumah kakek-neneknya.

* Sekolah -- Untuk sarapan anak, para orangtua mungkin telah membawakannya bekal. Tapi, dia pun punya aktivitas lain di luar jam sekolah (ekstrakurikuler). Bekal tidak akan cukup untuk memberi energinya sepanjang siang. Dia butuh asupan makanan lain. Periksa jenis makanan yang dijual di sekolah dan biasa dimakannya sepulang sekolah. Jika ternyata jenis makanannya miskin gizi, lakukan sesuatu. Jika mungkin, hubungi beberapa orangtua murid yang juga peduli masalah ini lalu bentuklah sebuah kelompok. Tiap anggota kelompok punya kewajiban yang diberikan bergilir untuk membuatkan makan siang untuk anak-anak.

Ide bagus jika para orangtua melibatkan seorang dietician untuk membantu merancang menu alternatif nutrisi seperti minuman dingin diganti susu rendah lemak, biskuit diganti buah segar atau beku, pie tinggi lemak diganti roti gandum isi tuna atau salad. (h24/okz/tin)


*bali post

Mengenal Ragam Pohon Antinyamuk

MUSIM penghujan sudah hampir berakhir. Nyamuk akan makin mengganas. Hati-hati, biasanya demam berdarah dengue (DBD) juga bersimaharajalela. Namun, tak usah khawatir. Ada cara mudah supaya Anda bisa melindungi keluarga dari ancaman DBD. Salah satunya dengan menanam berbagai pohon atau tanaman antinyamuk. Berikut ragam pohon antinyamuk tersebut.



* Geranium -- Tanaman ini mengandung geraniol dan sitronelol yang menyebabkan nyamuk tidak mau mendekat. Cara memanfaatkan tanaman ini adalah dengan meletakkannya di tempat yang terkena tiupan angin karena aromanya akan tercium bila daunnya saling bergesekan. Lazim ditanam outdoor. Tumbuh merumpun, banyak anakan. Daunnya hijau, berbentuk menjangkar (menyerupai jangkar), tepi daun bergerigi. Batangnya banyak mengandung air. Lazimnya diperbanyak dengan menggunakan stek anakan.



* Serai -- Tanaman ini mengandung zat geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

Membuat ekstrak serai wangi. Caranya, sediakan 1 kg daun dan batang serai wangi, lalu cuci dan tiriskan sampai kering. Masukkan dalam blender lalu haluskan. Masukkan hasil blenderan ke dalam 250 ml air, lantas rendam selama semalam. Setelah itu, saring dan masukkan ke dalam botol, lalu encerkan dengan aquades. Untuk menggunakannya, tuangkan ekstrak ini ke dalam alat penyemprot, lalu semprotkan ke tempat nyamuk-nyamuk bersembunyi.



* Lavender -- Bunganya berwarna ungu, harum, tidak disukai nyamuk. Gosok-gosokkan bunganya pada kulit. Perbanyakan dengan menyemai biji-biji yang tua dan sehat.



* Zodia -- Daunnya pipih panjang berwarna hijau kekuningan. Berasal dari Papua. Zat evodiamine dan rutaecarpine yang terkandung dalam tanaman ini tidak disukai nyamuk. Aroma wangi akan tercium saat tertiup angin. Orang Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk.



* Rosemary -- Daunnya berbentuk jarum dan memiliki bunga ungu kecil. Gosok-gosokkan daunnya ke kulit kita. Aroma yang dihasilkan mirip seperti aroma minyak kayu putih. Aroma ini dapat mengacaukan penciuman dan nyamuk. (m&k/tin)


*bali pos

Waspadai, Atherogenic Dyslipidemia

Lebih "Jahat" dari LDL 


Pencegahan terhadap penyakit jantung selama ini lebih terpusat pada upaya mengontrol kadar LDL (low density lipoprotein) atau akrab disebut kolesterol jahat dalam darah. Namun, sebuah penemuan baru yang dilansir lembaga R3I (Residual Risk Reduction Initiative) Indonesia menyebutkan, kejadian atherogenic dyslipidemia (kelainan kolesterol) justru menjadi pemicu terjadinya gangguan pada pembuluh darah--sebagai faktor penyebab serangan jantung koroner atau stroke.

"Semua orang meributkan LDL atau kolesterol jahat sebagai biang kerok terjadinya serangan jantung dan stroke, padahal kejadian atherogenic dyslipidemia efeknya lebih dashyat," kata Prof dr Slamet Suyono MD komisioner R3I Indonesia yang juga Ketua Perhimpunan Penyakit Aterosklerosis dan Penyakit Vaskuler Indonesia, disela peluncuran R3I Indonesia, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Karena itu, lanjut Prof Slamet Suyono, meski LDL seseorang berada di batas normal, serangan jantung atau stroke tetap bisa terjadi jika kadar atherogenic dyslipidemia-nya di atas normal. Untuk mengetahui kadar atherogenic dyslipidemia harus diperiksa melalui pemeriksaan darah di laboratorium.

"Itu sebabnya, meski sudah dilakukan terapi terhadap kadar LDL dalam darah, banyak pasien jantung dan gangguan pembuluh darah lainnya yang tidak bisa diselamatkan. Ternyata faktor penyebabnya kadar atherogenic dyslipidemia berada di atas ambang batas," ujarnya.

Hal senada dikemukakan komisioner R3I lainnya, dr Ketut Suastika. Kadar kolesterol awalnya memang menjadi fokus perhatian pengobtan penyakit jantung, namun seiring perkembangan ilmu kedokteran, kelainan atherogenic dyslipidemia juga harus mendapatkan pengobatan sesuai standar.

"Justru atherogenic dyslipidemia inilah yang memberi kontribusi terbesar atau 70 persen pada kasus penyakit jantung dan stroke," kata Suastika.

Artheogenic dyslipidemia, lanjut Suastika, muncul pada kasus-kasus obesitas (kegemukan). Orang yang seak kecil mengalami kegemukan, memiliki peluang lebih besar untuk memiliki atherogenic dyslipidemia.

Prof Slamet menjelaskan, kolesterol yang merupakan substansi lemak terdapat dalam setiap sel tubuh. Selain sebagai sumber energi seperti halnya lemak, kolesterol juga berperan dalam pembentukan hormon dan membran sel. Di dalam tubuh, kolesterol berkaitan dengan substansi protein membentuk ikatan kompleks lemak-protein alias lipoprotein.

"Jika substansi kolesterolnya lebih banyak dari protein akan membentuk senyawa lipoprotein berkepadatan rendah atau LDL. Sebaliknya, kalau kolesterolnya lebih sedikit sedangkan proteinnya lebih banyak, ikatannya dinamakan lipoprotein berkepadatan tinggi (high density lipoprotein/ HDL) atau dikenal dengan sebutan kolesterol baik," paparnya.

Endapan Lemak

LDL disebut kolesterol jahat karena LDL banyak mengandung lemak yang memudahkan terbentuknya endapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah, yang biasa disebut arteriosklerosis. "Makin lama endapan bisa makin tebal, sehingga menyumbat saluran pembuluh darah. Nah, dari sinilah awalnya penderitaan PJK," ucapnya.

Sementara HDL kadar lemaknya sedikit dan proteinnya jauh lebih tinggi. Kondisi itu membantu mengusir kolesterol LDL yang jahat dari jaringan tubuh. Prosesnya sederhana. Jika pembuluh darah lebih banyak diisi oleh HDL, maka LDL tak akan kebagian banyak tempat di dalam pembuluh darah. Sehingga tidak terjadi endapan lemak pada dinding pembuluh darah. "Nah, karena jasanya itulah maka HDL dinamai kolesterol baik," ujarnya.

Profil lemak pada umumnya diperiksa setelah subjek berpuasa selama 6-8 jam. Profil lemak yang normal adalah sebagai berikut: (1) kadar kolesterol darah di bawah 200 mg/ dl, (2) kadar kolesterol LDL di bawah 150 mg/dl, (3) kadar kolesterol HDL diatas 35 mg/dl, dan kadar trigliserida di bawah 200 mg/dl. 

"Kadar kolesterol HDL yang rendah, seringkali disertai dengan kadar trigliserida yang tinggi. Hal itu memicu terjadinya atherogenic Dyslipidemia," ucapnya. 

Ditambahkan, faktor genetik, konsumsi makanan, dan pola hidup ikut berperan dalam terjadinya dislipidemia. Kurang lebih kemungkinan 1 per 500 orang memiliki kecenderungan untuk mempunyai kadar trigliserida darah yang tinggi. Pola pewarisan ini ada pada kekerabatan tingkat pertama (anak, saudara kandung, dan orang tua). 

"Konsumsi makanan tinggi lemak juga meningkatkan kadar LDL dan trigliserida darah. Peningkatan dapat pula dipacu oleh merokok atau konsumsi obat-obatan tertentu (misalnya: pil komtrasepsi dan obat steroid). Diabetes juga meningkatkan kadar trigliserida darah. Obesitas dan kurang aktivitas fisik juga secara konsisten dihubungkan dengan kemungkinan dislipidemia," tuturnya.

Kadar kolesterol darah yang tinggi tidak memberikan gejala yang spesifik. Hal itu menyebabkan kadar kolesterol darah yang tinggi juga dijuluki sebagai the silent killer. "Pasien datang berobat ketika telah muncul komplikasi pembuluh darah. Proses atherosclerosis tetap berjalan tanpa ada keluhan pasien," ucap Prof Slamet Suyono. 

Berbagai penelitian epidemiologi secara konsisten menghubungkan peningkatan risiko stroke pada penyandang dislipidemia. Peningkatan 1 mmol/ L (38,7 mg/dL) kadar kolesterol darah total akan meningkatkan risiko stroke sebesar 25 persen. Di lain sisi peningkatan 1 mmol/ L kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) akan menurunkan risiko stroke sebesar 47 persen. (Tri Wahyuni)


*Suara Karya*

Menjaga Daya Tahan Tubuh secara Alami

TUBUH yang sehat dan kuat sangat penting untuk menghindarkan diri dari serangan virus dan kuman penyakit. Jika daya tahan menurun, tubuh akan mudah terserang penyakit.

Sebagian orang memperkuat daya tahan tubuhnya dengan mengonsumsi multivitamin. Harapannya, agar daya tahan tubuh tetap terjaga. Tapi, apakah itu cukup efektif untuk mengantisipasi tubuh tidak terserang penyakit? Tentu saja sangat relatif karena konsumsi multivitamin harus didukung pola makan dan istirahat cukup.

Tak ada yang salah dengan pemanfaatan multivitamin. Namun, ada baiknya mempertimbangkan cara lain yang lebih alami guna mengatasi penurunan imunitas atau daya tahan tubuh. Misalnya dengan memanfaatkan khasiat bawang putih, jamur sitake, kacang brasil, avokad, dan jeruk bali.

Seorang pencinta bahan pangan organik dari Singapura, Andrew Behrendt, dalam tulisannya Solution For Low Immunity, menjelaskan bahan alami tersebut mampu memberi pasokan mineral, vitamin A, B, C, dan E, serta asam lemak esensial. Kelima bahan tersebut terbukti mampu menjadi turbo boost atau pendongkrak kekebalan tubuh melawan demam dan flu karena perubahan cuaca.

Bawang Putih

Bumbu dapur ini sumber alami antimikroba dan jamur. Bawang juga dapat merangsang tubuh memproduksi sel darah putih yang bermanfaat untuk melawan bakteri merugikan. Komponen utama yang bermanfaat bagi kesehatan dalam bawang putih disebut allicin.

Untuk mendapatkan manfaat maksimalnya, sebaiknya biarkan bawang putih terpapar udara bebas selama 10 menit sebelum dicampurkan ke dalam masakan. Jika akan dimakan langsung atau dikunyah, sebelumnya cuci lalu bersihkan kulit lapisannya dan pilih yang masih segar.

Untuk menetralkan bau mulut setelah mengonsumsi bawang putih, Anda dapat mengunyah peterseli segar (daun campuran sup). Sementara untuk menghilangkan bau di tangan, Anda dapat menggosok tangan dengan sedikit lemon.

Jamur Sitake

Jamur ini berbentuk seperti payung, warnanya berkisar dari cokelat sampai cokelat tua. Memiliki rasa yang kuat dan mengandung lentin yang mampu memicu produksi interferon. Zat ini mampu melawan virus dan bakteri.

Beberapa studi di Penn State University, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa jamur ini mengandung 40 kali antioksidan yang terdapat pada gandum. Kemampuan jamur ini telah membuat para ilmuwan tertarik untuk memanfaatkannya sebagai bahan penambah daya tahan tubuh.

Dibandingkan dengan jamur maitake, jamur ini lebih tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari berada dalam kantong kertas atau disimpan dalam lemari es. Sitake bisa dimanfaatkan untuk segala jenis masakan, tetapi biasa digunakan sebagai campuran sop atau pasta.

Kacang Brasil

Kacang brasil mengandung mineral selenium yang berperan dalam mencegah demam. Dibandingkan dengan kacang lainnya, kacang brasil selain memiliki kandungan selenium tinggi, juga kaya nutrisi penting seperti magnesium, zat besi, vitamin E, glutathion, dan zinc.

Untuk mendapatkan manfaatnya Anda bisa merebus kacang ini atau mengonsumsinya sebagai campuran makanan.

Avokad

Avokad sejauh ini menjadi salah satu buah favorit untuk menangkal gejala flu. Kandungan vitamin E-nya mampu menetralkan radikal bebas dan menekan risiko infeksi, sedangkan vitamin B-nya membantu produksi antibodi secara alami.

Kandungan omega-6 dan asam lemak esensial dalam avokad juga bermanfaat untuk meredakan radang. Beberapa penelitian membuktikan buah ini mampu meningkatkan sistem imun dan dapat dikonsumsi siapa pun.

Untuk memanfaatkan buah ini relatif mudah, sebagai campuran minuman sari buah atau dijus langsung tanpa gula ditambah sedikit es.

Jeruk Bali

Kandungan betakaroten, folat, dan potasiumnya menjadi komponen penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh. Buah ini juga berpotensi sebagai alat detoksifikasi karena mengandung antioksidan tinggi, yakni 350 mikrogram vitamin C per 100 gram daging jeruk.

Kandungan vitamin C ini sangat baik untuk sumber antioksidan. Bahkan, para perokok dianjurkan mengonsumsi jeruk bali paling tidak dua siung (helai dalam buah) setiap hari. RIN/DARI BERBAGAI SUMBER/M-1


*lampung pos